Sejak dulu menjadi sebuah kebahagiaan kalau bisa bertemu guru-guru pada masa sekolah. Dan hal yang paling mengharukan adalah ketika nama saya mereka ingat, padahal saya sendiri jujur agak sulit mengingat nama. Dan yang pasti saya lupa nama bahkan wajahnya adalah guru-guru TK saya.
Sebenarnya kejadian masa kecil itu menjadi hal yang sulit saya ingat saat ini. Untuk masa di TK, saya hanya bisa mengingat beberapa hal seperti bermain perang-perangan di lingkaran dan ketika guru saya membantu membersihkan badan saya saat saya mencret disekolah. Entahlah, apa saya aneh atau memang ini juga terjadi pada orang lain.
Mungkin inilah yang akan terjadi kelak. Ketika anak-anak didik saya ini beranjak dewasa.
Siapa menyangka kalau saya bisa menjalani profesi sebagai guru dan tepatnya seorang guru TK. Profesi yang awalnya sama sekali tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Profesi yang sempat saya anggap 'mudah'. Mudah untuk dijalani dan mudah untuk disambi.
Setelah menjalaninya langsung, pandangan saya berubah. Bagaimana tidak, dibanding sebelumnya, saya cukup stres bahkan dalam masa penyesuaiannya, seminggu diawal saya migran, batuk dan flu serta 3 kali tifus saya kambuh. Mungkin terlihat terlalu berlebihan tetapi inilah kenyataannya. Pekerjaan yang saya hadapi ini tidak seperti sebelum. Saya menghadapi anak-anak yang secara banyak hal mereka masih 'kurang'. Merasa punya tanggung jawab yang sangat besar. Ini mahkluk hidup dan tidak bisa saya sekedar begitu saja atau menyepelekan apapun tentang mereka. Masa adaptasi dan penyesuaian yang luarbiasa bagi saya. Beruntung saya punya rekan kerja yang sangat membantu dari awal hingga saat ini.
1 tahun 6 bulan, sudah memberi saya banyak warna yang luar biasa sebagai seorang guru TK. Nah, diawal ini saya akan sedikit berbagi tentang hal yang mungkin dianggap sederhana namun penting mengenai bekal awal menjadi seorang guru TK.
Ketika seseorang melamar sebuah pekerjaan pastilah disertai dengan beberapa alasan, begitu juga ketika seseorang melamar pekerjaan sebagai guru TK. Dan banyak orang pasti akan punya satu alasan yang sama yaitu menyukai anak-anak. Tetapi sebelum melanjutinya, saya mengingatkan untuk berhati-hati. Saya contohkan seperti seorang yang merasa dirinya sangat cerewet sehingga ingin menjadi seorang penyiar. Namun ketika diberi sebuah pena dan diminta untuk berbicara tentang pena, orang tersebut hanya diam dan bingung.
Mungkin ada yang beranggapan, "ah itukan baru diawal mungkin, beri kesempatan dia belajar". Saya setuju dengan itu, namun saya tetap ingin berkata untuk berhati-hati, jangan buru-buru. Saya yakin kesempatan belajar itu pasti diberikan, hanya saja bila hanya karena menyukai anak, jangan pernah melamar menjadi seorang pendidik.
"MENYUKAI ANAK-ANAK" , bagi saya ini masih absurd dan harus ditelaah lagi. Apa yang disukai? Wajah anak-anak? Tawa anak-anak? Kelucuan anak-anak? Bagaimana ketika anak tersebut berubah menjadi seolah menjengkelkan? Bagaimana bila anak tersebut mood nya berubah? Dan banyak hal lainnya.
Menjadi guru dalam hal ini menjadi seorang guru TK, bukan hanya sekedar mengajar. Kita harus memperhatikan perkembangan anak dan sebagai pendidik dalam segala situasi dengan anak itu pun harus mendidik. Tidak asal, tidak sekedar tertawa-tawa dan sebagainya.
Hal berikutnya adalah teruslah belajar dan bekerja dengan hati. Bukan hal yang baru ketika seseorang sambil menunggu pekerjaan yang di impikan, melakukan pekerjaan lain dengan maksud tidak menganggur yang artinya tetap ada pemasukan bulanan. Bila profesi menjadi guru TK bukan menjadi pekerjaan impian, tetaplah belajar dan bekerja dengan hati. Entah berapa lama pekerjaan sementara itu dijalani, jangan lupa untuk bersungguh-sunguh, ambil ilmu sebanyak-banyaknya, belajarlah dan bekerjalah dengan hati. Kita tidak tahu kedepan akan bagaimana tetapi bagi saya Tuhan itu detail. Kita dibawa ke banyak hal, banyak tempat untuk dibekali.
Dua hal yang bagi saya penting untuk dibagikan terutama bagi anda yang ingin menjadi guru TK atau "mencoba" menjadi guru TK :)